Tarian yang dari tanah kelahirannya di Amerika Serikat
itu lebih populer di kalangan anak jalanan ini, memang sempat jadi tren
Pada saat itu banyak bermunculan penari-penari jalanan di Jakarta beraksi dengan alas kardus bekas. Musik yang sering dipakai untuk breakdance dulu adalah Zoolook.Contohnya, gaya tangan patah-patah yang sering banget dipakai.
Jurus yang disebut up rock itu memang lebih berkembang ketimbang
’gerakan bawah’ yang jelas punya tingkat kesulitan yang lebih tinggi.
Tapi sayang, belum lagi para penari jalanan ini mahir menari kejang, tren breakdance perlahan hilang. Masuk ke era 1980-an akhir, angkatan yang disebut Old Skool ini pun tinggal kenangan.
Ditandai dengan munculnya tim breakdance Midi Circus yang sering main di kawasan Senayan. Sampai era ini, perkembangan jurus-jurus tariannya sudah mulai pesat. Banyak gaya-gaya baru yang mereka tampilkan. Tentunya mereka banyak belajar dari majalah-majalah breakdance luar negeri.
Tapi, lagi-lagi tren ini harus mundur seiring gempuran tren musik ska dan klasik disko yang mulai menjalar di kuping anak muda. Jadi, wajar saja kalau breakdance tidak dilirik lagi.
Tapi B-boyz yang masuk di gelombang kedua ini tidak kenal nyerah. Di tengah gempuran musik ska, musik hip hop tetap punya pasar sendiri di Industri musik dunia. Tapi apa hubungannya?
Ternyata tren breakdance gelombang kedua membuka pemikiran baru soal hip hop.
Hip hop yang selama ini hanya dipandang sebagai musik, kenyataannya di
tempat asalnya sudah dianggap sebagai sub kultur yang berisi empat
unsur. Sampai sekarang belum jelas apa yang menjadi dasar pembagian kelompok-kelompok itu.
Mereka menyebutnya dengan istilah Crew. Setiap Crew biasanya berisi 5 sampai 30 orang. Mereka ini sebenarnya adalah para B-Boy yang kebetulan sering latihan bareng di satu tempat. Tapi pada perkembangannya, tim ini menjadi sebuah tim solid yang jadi bahan untuk mempertajam jurus.
ujuannya cuma satu: yaitu ngeliat perkembangan gerakan- gerakan yang udah berhasil dikulik oleh masing-masing kelompok.